Customer adalah raja????????

Gw inget banget dengan isi dari sebuah artikel di surat kabar nasional yang ditulis oleh pengamat gaya hidup. Isi artikelnya begini, si penulisnya sedang ke sebuah bank besar. Dia mau melakukan transaksi di teller. Antriannya lumayan panjang. Sebenarnya ada 2 teller, tapi salah satu teller nggak membuka counter, walaupun tellernya sendiri ada di counter tersebut. Nah si penulis ngomel2 ditulisannya tentang hal tersebut, kata dia: teller tersebut dengan seenaknya memasang tanda tutup counter, padahal si teller sendiri ada 'ngejogrok' di counternya.

Dari tulisan tersebut, dari sudut pandang customer pasti sependapat dengan si penulis, bahwa teller yang 'tutup' kok nggak empati ya dengan nasabah yang antri panjang. Tapi dari sudut pandang teller sendiri ada alasannya kenapa kok udah tutup aja counternya padahal antrian nasabah masih panjang. 

Kemarin ada nasabah yang mau melakukan transaksi di teller, kebetulan teller yang buka cuma 1 aja. Teller gw yang satu lagi sedang balancing (klop2an) -secara transaksi banyak dan teller harus melakukan cek n ricek antara uang kas mereka dengan inputan di komputer-. Gw sendiri juga lagi ribet ngurusin ini itu yang berhubungan ma pelaporan ke kantor cabang utama dan uang capem gw. So..... jadinya ada 3 teller yang ngetem di counter, tapi cuma 1 yang buka counter. And then nasabah yang sedang mengantri tersebut bilang kayak gini pas dia sedang dilayani: "lama juga ya nunggu. ada 3 teller yang buka cuma 1" *si nasabah berbicara dengan nada nyindir*. Dalam hati gw "muke gile ya lo pikir kita mejeng bertiga di konter tanpa melakukan apa2. Dipikir kalo kita gada kerjaan lain kali selain melayani nasabah nyinyir kayak elo"
See?? Different point of view, different opinion. Jadi both sides of story lah kalo melihat sesuatu.

Kemudian hari ini, gw ada salah itung uang (i admitted that was my fault). Gw pikir nasabah ngasih uangnya kurang, eh tapi ternyata ada uangnya dia yang blom keitung ma gw. Gw minta maaf lah. Tapi....itu orang gak terima aja gitu. Dia ngomel2 dan nuduh gw seolah2 gw mau nipu dan ngambil uang dia. Sialan, muka bangke lo!!  Kalo gw mau niat nipu nasabah, selama 3,5 tahun gawe harusnya gw udah tajir donggg. Udah mana tuh nasabah ngomel2 di depan nasabah lain. Bujug buneng, reputasi dan harga diri gw diinjek2!! Bahkan gw ampe nangis pada saat gw cerita kekesalan gw ma supervisor gw . Najis banget, baru kali ini gw merasa sakit hati dan memasukkan secara personal persoalan di kantor.

Jadi sekarang buat gw, kata2 customer adalah raja dan kita adalah kacung, prettttttttttttttttttttttttttttttttt

Comments

Popular posts from this blog

bangun tidur ku terus brosing..:))

My Wedding's vendor review

Selama wabah Corona: ke Taman Safari Indonesia