Legowo

Kemarin nonton sedikit Mario Teguh di Metro TV, pas beliau lagi berbicara begini (ini seingat gw aja, maklum otak gw pentium karatan hehehe): kalo ada sebuah desa yang terbakar, kemudian ada 2 kelompok orang di desa itu; kelompok satu adalah orang2 yang menuntut ganti rugi dan mencari tau siapakah yang menyebabkan kebakaran desa mereka, dan kelompok dua adalah mereka yang berinisiatif pindah ke desa lain dan memulai hidup baru. Setelah sekian lama kedua kelompok itu akhirnya bertemu kembali, manakah yang lebih maju? Ternyata kelompok dua yang lebih berkembang karena buat mereka life goes on, gak perlulah kita cari2 kesalahan sampe menyusahkan diri sendiri. (And...jeleknya gw cuma nonton ampe bagian itu).

Buat gw pribadi emang ada benarnya bersikap begitu, walaupun kenyataaan gak semudah di atas kertas. Misal kayak kasus lumpur Porong. Gw rasa wajar kalo warga sekitar tetep nuntut ganti rugi ama Lapindo Brantas ampe -istilahnya- titik darah penghabisan. Karena bagaimanapun tanah tempat mereka tinggal 'dihabisi' dengan cara2 yang tidak bertanggung jawab. Tapi tentu aja konteks dari kelompok kedua menurut om Mario bisa diartikan dengan semangat warga Porong untuk menata hidup mereka biarpun tanah tumpah darahnya udah gak berbentuk.

Gw sih lebih ngeliat 'wejangan' om Mario sebagai suatu sikap legowo. Bukan pasrah, tapi berusaha untuk lapang dada. Ada quote yang bilang begini: orang bodoh neither forgiven nor forgotten, orang naif forgiven and forgotten, orang bijak forgiven but not forgotten. Gw rasa intinya legowo adalah forgiven. Memaafkan, sehingga bikin kita jadi lega, lapang (hatinya tentu aja). Tetapi tentu aja nggak mentah2 melupakan, karena dengan mengingat berarti kita belajar. Belajar untuk menjadi lebih baik, belajar dari kesalahan. Mengingat itu gampang, tapi mengingat tanpa terluka, tanpa rasa marah, itu yang sulit. Berapa banyak sih dari kita bisa mengingat tentang seseorang yang pernah mengkhianati kita (dalam hal apapun) tanpa rasa marah. Nah disinilah letak mulianya untuk legowo, untuk memaafkan. Karena dengan memaafkan, everything's fine. Hati tenang, tidur nyenyak, iya ngga?

Comments

Popular posts from this blog

bangun tidur ku terus brosing..:))

My Wedding's vendor review

Selama wabah Corona: ke Taman Safari Indonesia